Al-Mulk atau Kerajaan, merupakan salah satu surat favorit saya,
surat yang paling sering saya baca ketika qiyamul lail, ketimbang hafalan-hafalan surat yang lain,

begitu seringnya saya membaca surat ini,
begitu seringnya,
tapi baru malam ini, malam terakhir Ramadhan 2011
Hati ini bergetar hebat, merinding

entahlah, apakah karena suasana Ramadhan yang begitu sakral dan penuh spirit,
atau memang karena selama ini saya hanya membaca kalimat demi kalimat surat Al-Mulk hanya sebatas membaca dan tak memaknai artinya?

rasanya, tak sanggup menahan tetes demi tetes air mata yang menganak sungai,
tak sanggup menahan sesak di dada yang meluap..

Ya Rabbi,
Nikmat mana lagi kah yang aku dustakan?

"Mahasuci Allah yang menguasai segala kerajaan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu"
Ya Allah, barangkali selama ini saya lupa, bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, karena semua akan kembali padamu..Namun, terkadang, betapa congkaknya manusia berjalan di muka bumi. Bangga dengan kekayaannya, bangga dengan fisik yang sempurna, bahkan bangga dengan amanah yang diembannya.Naudzubillah! Ya Allah, jauhkan saya dari perangai-perangai itu T____T

"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun"
Rabbi, bukankah telah jelas termaktub disana?Bahwa hidup ini adalah untuk beramal!!Bukan untuk menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat!Bahwa yang membedakan di antara manusia adalah amalnya. Tapi, hari ini barangkali, saya masih banyak menyia-nyiakan waktu saya. Sementara, saya tidak tahu, jikalau malaikat izrail sedang mengintai.. Ya Allah, bener-bener ngerasa belum ngapa-ngapain.
Sebut saja selama ini saya berdakwah, sebut saja selama ini saya berfastabiqul khairat, tapi prestasi apa yang telah saya torehkan untuk umat ini?Karya apa yang telah saya persembahkan untuk Islam?Rasanya tidak ada!
Rabbi, saksikan hati ini menangis pedih karena ketidakberdayaanya, dalam ber-nahi mungkar..:((
Pantaskah saya, dengan segenap kekurangan saya, dengan segenap kehinaan saya, dengan segenap dosa-dosa saya untuk bertemu dengan-Mu, Ya Allah..??

Dua ayat pertama dalam surat Al-Mulk, benar-benar memancarkan cahayanya malam ini,
malam terakhir Ramadhan 2011,
dan barangkali malam terakhir Ramadhan saya...
karena bisa jadi, saya tidak akan bertemu dengan Ramadhan berikutnya..

Ya Allah, matikanlah aku dalam ma'rifatmu, matikanlah aku dalam keadaan mengingat pada-Mu,
matikanlah aku dalam keadaan khusnul khotimah, matikanlah aku dalam pelukan-Mu..

-dengan tangis, aku bermunajat pada-Nya agar kelak dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya-
Sore ini, rumah saya telah padat dengan kakak-kakak dan keponakan yang jumlahnya tidak banyak tapi cukup membuat keramaian..:)
Sharing-sharing tentang kehidupan yang selama ini di Bandung, sedikit menanyakan kabar hafalan yang tak kunjung merangkak dari 2 juz,
cuma satu kata dari si Aa, "payah"

Di tengah kegembiraan tersebut,
handphone mendedangkan lagu Maher Zain "Always Be There",
menandakan ada seseorang yang menelepon saya..

Muncul sih namanya,
mau angkat, timbul rasa ragu
"ngapain sih ni orang nelpon2 gw?"

tapi, karena hari ini saya lagi baik,
saya angkat deh

"assalamu'alaikum"
"waalikumsalam. Dengan amel disana?", dengan suara nya yang begitu khas.
"iya, ada apa ya?"
"Amel apa kabar?"
Diam sejenak. "alhamdulillah, baik.."
"antum apa kabar?"
"alhamdulillah baik, amel di rumah?"
"iya, salam buat bunda ya..buat semuanya.."
"iya, sama2 amel..makasi ya.."

Suara itu, hampir 3 bulan, aku tak pernah mendengarnya.
Hampir 3 bulan, aku diliputi perasaan sedih luar biasa, karena sahabatku menjalin hubungan dengan seseorang yang bukan muhrimnya..


Barangkali, 3 bulan itu menjadi pelajaran bagi kami berdua,
bahwa kami tak pernah saling benci..

semoga ini menjadi awal,
silaturahim bagi kami,

Rabb, pertemukan kami dalam ukhuwah karena-Mu..:)

alhamdulillah, udah nyampe rumah aja..
Tangerang, meskipun panasnya minta ampun..tetep menyimpan kenangan..

disinilah, saya mengenal dakwah pertama kali..
saya yang begitu anti dengan anak2 rohis,
yang berjilbab panjang dan bercelana cingkrang..
namun, alhamdulillah hari ini, saya ada bersama mereka :)


Rabbi,
istiqomahkanlah kaki ini di jalan-Mu..
tegakkanlah tangan ini untuk tetap mengibarkan bendera syariat-Mu..
kuatkanlah pundak kecil, Ya Allah...


di kota kecilku,
Tangerang.
Betapa inginnya kami, agar bangsa ini mengetahui
bahwa mereka lebih kami cintai dari pada diri kami sendiri
Kami berbangga, ketika jiwa kami gugur
Sebagai penebus bagi kehormatan mereka,
Jika memang itu tebusan yang diperlukan
atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan,
dan cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar
tidak sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini,
selain rasa cinta yang telah mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami,
memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami
betapa berat rasa di hati, ketika menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini,
sementara kita hanya menyerah pada kehinaan dan keputusasaan
Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci, bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari hawa nafsu
Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia, tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya
Tidak juga popularitas, apalagi ucapan terima kasih. 
Yang kami inginkan adalah terbentuknya dakwah Islam lebih baik bermartabat serta kebaikan dari Allah pencipta alam semesta..

Berkata dalam semu tak bernyawa,
pendam rasa, inilah katanya..
Jika memang benar apa adanya,
maka katakan apa yang kau punya..

Jika cinta hanya untuk dipercandakan,
maka Tuhan tak akan pernah ciptakannya,
Karena cinta adalah pengorbanan yang lewati masanya,

Lihatlah Muhammad bin Abdullah,
yang senantiasa mengingat orang-orang terkasihnya
bahkan tetap menyebutnya hingga akhir hayatnya
"ummati..ummati..ummati.."

Itulah cinta yang sesungguhnya, Akhi..
bersandar pada keimanan, bukan pada keinginan semata..
itulah cinta yang hakiki, akhi..
berkorban karena memperjuangkan ridho Allah sebagai tujuannya..

Bukankah Allah telah janjikan pada kita?
bahwa hanya dia yang baik pantas mendapat yang baik..
Bukankah Ali telah gamblang mencontohkan?
Menyimpan rasa dengan keimanan akan berbuah manis..

ya Akhi,
jangan pernah khwatir tulang rusukmu akan tertukar dengan yang lain,
karena sesungguhnya siapapun dia telah tertulis sejak dahulu,,
ya Akhi,
jangan pernah khawatir engkau akan kehilangan tulang rusuk pujaanmu,
karena sesungguhnya dirinya adalah cerminan dirimu...

ya Akhi,
janganlah mudah kau katakan cinta..
karena hati kami bukanlah sekuat baja..
belum lagi ditambah godaan setan yang tak berhenti mengganggu dengan semangat empat lima..
ya Akhi,
jika engkau mengaku sebagai saudara satu akidah kami,
maka jagalah kehormatanmu dan kehormatan kami,
ya Akhi,
jika engkau mengaku sebagai saudara satu perjuangan kami,
maka jagalah interaksimu dengan kami agar tak mengurangi keberkahan dakwah ini,,
ya Akhi,
jika kau mencintai salah satu dari kami karena cintamu pada-Nya, maka pinanglah kami dengan cara-Nya..
pantaskah kita, seseorang yang diamanahnya sebagai hamba Allah dan khalifah,
terseok-seok dalam masa lalu yang menyakitkan untuk dikenang?
pantaskah kita, terus berjalan di tempat atas luka yang begitu mendalam?
padahal dunia luar sana tak sabar untuk segera ditaklukan.

masa lalu,bukan untuk dilupakan, karena akan ada pelajaran besar di setiap tetesan-tetesannya.
tapi tidak juga untuk selalu diratapi, karena kita masih punya masa depan, yang kita tentukan hari ini.

selamat tinggal masa lalu, selamat datang masa depan!
sekalipun sakit lagi perih,
bahkan mungkin akan tetap berbekas,
aku tidak akan kembali masa lalu!

Allah tidak pernah tidur,
Allah tidak pernah lalai,
perhitungannya sangat detail.
dan, aku tidak pernah khawatir dengan masa depanku, karena semuanya hanya akan terjadi atas izin-Nya.
Rasanya, sudah tak asing lagi di telinga kita, bahwa pemuda seyogianya adalah agen perubahan.
Kata-kata itu bahkan telah terngiang-ngiang di telinga saya sejak saya aktif dalam organisasi di tingkat sekolah.
Itu adalah kondisi idealnya, tapi, coba kita lihat fakta pada hari ini?Benarkah pemuda menjadi agen perubahan?Atau, sebaliknya, menjadi agen kehancuran.

Ironis, memang. Bahkan sebelum saya menyentuh tercelup dengan warna Allah, melihat kondisi pemuda Indonesia saat ini. Yang dengan bangga berkiblat dengan barat, yang dengan bangga berlenggak-lenggok dengan busana serba minim, dan sebagainya. Padahal negeri ini terlalu indah, untuktidak diakui keindahan dan keelokannya. Terlalu indah untuk tidak diakui potensi yang begitu luar biasanya. Namun, ternyata sebagian besar pemuda hari ini, bahkan mencaci dan memaki negerinya sendiri. Sementara, mereka tak sadar, akan ada saham kesalahan mereka jika mereka tidak ikut melakukan perubahan dan perbaikan.

"orang-orang besar memulai kesukesannya dengan hal-hal kecil"
Begitu juga dengan kita, pemuda, pada hari ini. Menjadi agen perubahan bukanlah hal yang mudah. Tidak semudah membakar roti di sebuah panggangan. Butuh proses yang panjang, butuh kesabaran yang luar biasa, dan butuh strategi yang efektif dan efisien.
Jangan sampai, jargon-jargon agen perubahan hanya menjadi sebuah semangat jangka pendek, yang hanya memotivasi saat seminar-seminar, saat pelatihan-pelatihan, namun setelah itu menjadi kader-kader yang loyo dan tak lagi bergairah melakukan perubahan.
Itulah mengapa, semua dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil dan kontinu.
Selamat menjadi agen perubahan, semoga bukan sekedar jargon, tapi juga ideologi, karena nasib bangsa ini berada di tangan para pemudanya. Jika pemudanya hari ini hancur, tak bermoral, minim ideologi, tidak kreatif dalam bergerak, maka bersiaplah akan ada generasi yang lebih baik untuk menggantikan generasi sampah pada hari ini.
Tentu kita tidak mau, jika negeri ini diserahkan pada orang-orang yang berkualitas 'sampah' dan tentunya kita tidak mau kehilangan momentum untuk membawa negeri ini menjadi lebih baik.
wallahu'alam.