Ikhwanul muslimin adalah suatu pergerakan dakwah yang terbuka. Mereka senantiasa memaparkan tujuan dan metode dakwah mereka. Misi dakwah yang mereka bawa adalah misi dakwah yang suci, bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari hawa nafsu, serta senantiasa menapaki jalan panjang yang telah digariskan Allah dan termaktub dalam surat Yusuf:108. Dakwah IM tidak mengharapkan apapun dari manusia, harta benda, popularitas atau ucapan terima kasih, namun semata-mata mengharapkan ridho Allah.
            IM ingin umat mengetahui bahwa umat ini lebih mereka cintai ketimbang diri mereka sendiri. Artinya, dakwah ini memang kemudian ditujukan untuk umat, untuk kebangkitan umat, untuk cita-cita umat, dan untuk kemaslahatan umat karena kasih saying yang begitu besar untuk umat.
            Jika dakwah diibaratkan keutamaan, maka ini bukan keutamaan IM, tapi keutamaan Allah. Dan cukuplah Allah menjadi saksi atas niat-niat kami.
Ada 4 golongan objek dakwah, yaitu :
1. Golongan Mukmin, orang2 yang meyakini kebenaran dakwah IM, percaya pada perkataan IM, mengagumi prinsip2 IM, dan menemukan adanya kebaikan yang menenangkan jiwanya. Orang2 ini yang akan IM ajak untuk bergabung dan berjuang bersama. Iman tidak akan berarti tanpa amal, akidah tidak akan berfaedah bila tidak mendorong penganutnya untuk berbuat dan berkorban demi menjemalkannya menjadi kenyataan.
2. Golongan Ragu-ragu, orang-orang yang belum mengetahu secara jelas hakikat kebenaran dan belum mengenal makna keikhlasan serta manfaat di balik ucapan-ucapan IM. Golongan ini dibiarkan bersama keraguannya, namun tetap berada dekat dengan IM, membaca tulisan2 kami. Setelah itu, insya Allah hati mereka akan tentram dan menerima dakwah IM.
3. Golongan yang mencari keuntungan, mereka yang tidak ingin memberi dukungan kepada kami sebelum mereka mengetahui keuntungan materi yang dapat mereka peroleh dari IM. Kepada orang-orang ini, IM mengatakan “menjauhlah”, karena dakwah ini berpahala jika kamu benar-benar ikhlas. IM adalah orang2 yang miskin harta dan popularitas.
Hal ini pernah terjadi, ketika ada orang2 yang enggan berbai’at kepada rasulullah saw, kecuali jika nantinya beliau memberikan porsi kekuasaan setelah Islam menang.
4. Golongan yang berprasangka buruk, orang2 yang hatinya senantiasa diliputi prasangka buruk terhadap IM. IM akan senantiasa mendakwahi mereka, jika mereka mau menerima.
            Bagi IM, beban dakwah ini hanya dapat dipikul oleh mereka yang telah memahami dan bersedia memberikan apa saja yang kelak dituntut olehnya.  Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapapun yang bersedia untuk itu, maka dakwah pun melebur pada dirinya, jika ia lemah maka ia akan tertinggal bersama orang2 yang duduk2.
            IM mengajak manusia kepada suatu ideology yang jelas, definitive dan aksiomatik. Ideologi yang telah diimani dan percaya kebenarannya, yaitu Islam. Pada dasarnya IM maupun umat sama2 beriman pada ideology tersebut. Namun yang membedakan adalah bahwa iman mereka tertidur lelap, dan akibatnya tidak mempunyai daya dorong yang kuat yang dapat membuat mereka mau melaksanakan konsekuensi dari keimana tersebut.
            Saat ini, begitu banyak isme-isme baik yang baik ataupun buruk tersebar melalui berbagai sarana. Maka adalah wajib bagi aktivis dakwah untuk menguasai sarana2 tersebut agar dakwah merata.
            Dakwah IM adalah dakwah yang dapat dilukiskan secara integral oleh kata islamiyah, yang merupakan sistem nilai yang kompherensif. Pedomannya adalah Al-qur’an dan as-sunnah, dan sirah salafiah merupakan contoh aplikatifnya.
            Sikap IM terhadap berbagai macam nasionalisme, bahwa nasionalisme menurut Islam adalah dibatasi oleh aqidah. Tiap jengkal tanah dimana ada muslim yang mengucapkan laa illaaha ilallah, maka itu adalah tanah air Islam. Dan wajib menghormati kemuliaannya dan siap berjuang demi kebaikannya.
            Tujuan nasionalisme dalam Islam adalah untuk membebaskan musllim yang tergantung amanah untuk membimbing manusia menuju cahaya Islam, memakmurkan bumi Allah dengan bimbingan Islam.
            Sikap IM terhadap perbedaan furu’, bahwa perbedaan itu adalah sesuatu yang niscaya, karena beberapa alasan :
1.      Perbedaan kapasitas intelektual dalam memahami dan menangkap kedalaman makna-makna dalil serta dalam mengambil keputusan hukum.
2.      Perbedaan dalam hal keluasan ilmu para ulama.
3.      Perbedaan lingkungan yang dapat menyebabkan perbedaan pola hukum.
4.      Perbedaan tingkat ketenangan hati dalam menerima suatu riwayat.
5.      Perbedaan dalam menentukan tingkat kekuatan dalil.
Untuk mencapai tujuan-tujuan dakwah ada 3 modal utama, menurut IM :
1.      Manhaj yang benar
Manhaj itu ditemukan dalam Al-Qur’an, As-Sunnah, dan hukum2 Islam yang bersih dan bebas dari penetrasi paham-paham lain.
2.      Pendukung yang beriman
IM senantiasa menerapkan Islam dengan penuh keseriusan dan kesungguhan.
3.      Pemimpin yang kuat dan terpercaya

Comments (0)